Penganekaragaman Pangan

Penganekaragaman Pangan menurut Undang-Undang No 18 tahun 2012 yaitu upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi Pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi sumber daya lokal

Kata lain dari Penganekaragaman Pangan yaitu Diversifikasi pangan adalah suatu usaha untuk mengajak masyarakat memberikan variasi terhadap makanan pokok yang dikonsumsi, agar tidak terfokus hanya pada satu jenis saja. Konsep ini hanya berlaku untuk makanan pokok saja. Oleh karena itu, diversifikasi pangan sering disamakan dengan konsep pengurangan konsumsi beras, dengan penggantian makanan pokok yang bukan beras. Manfaat dari diversifikasi pangan yaitu untuk memperoleh nutrisi dengan nilai gizi yang lebih beragam serta seimbang.

Kendala

Di tahun 2012 Kementrian Pertanian menyatakan bahwa program diversifikasi pangan telah berhasil menurunkan konsumsi terhadap beras sebesar 1,4%. Di tahun 2009, jumlah konsumsi beras perkapita mencapai 102,22 kg dan menurun di tahun 2010 menjadi 100,76 kg. Sedangkan, jumlah konsumsi umbi-umbian, ikan, buah, sayuran, dan hewan mengalami peningkatan. Angka-angka tersebut bisa jadi keberhasilan dari program diversifikasi yang berhasil. Namun, dalam pelaksanaanya masih sering terjadi kendala di lapangan, baik timbul dari internal dan eksternal.

Konsep Makanan

Suatu kebiasaan akan sulit dirubah, begitupun dengan budaya makan yang juga dipengaruhi oleh akulturasi budaya. Budaya makan Indonesia yaitu belum dikatakan makan apabila belum makan nasi. Hal tersebut berdampak terhadap permintaan beras di masyarakat, juga menghambat diversifikasi konsumsi pangan. Sejak zaman dahulu, paradigma mengenai beras sudah ditanamkan sebagai makanan pokok yang memiliki status sosial yang elit. Namun, kini beras sudah menjadi kebutuhan pokok yang lumrah di Indonesia. Ketersediaan beras yang melimpah dan murah dijadikan sebagai bukti stabilitas politik. Hal ini berdampak terhadap kebijakan pangan.

Pendapatan rumah tangga masih rendah

Pendapatan rumah tangga yang rendah mengakibatkan masyarakat kesulitan untuk memilih makanan yang layak konsumsi. Pendapat rumah tangga juga berpengaruh terhadap diversifikasi pangan.

Teknologi pengolahan pangan masih belum banyak

Teknologi berpengaruh terhadap proses diversifikasi pangan, terutama dalam pengolahan makanan pokok selain beras. Keberadaan teknologi sangat membantu dalam mengolah makanan agar tetap bermutu dan menarik sehingga tetap disukai oleh masyarakat. Pengolahan makanan pokok dalam program diversifikasi pangan di Indonesia masih menggunakan cara tradisional, hal tersebut berdampak terhadap hasil olahan. Padahal potensi pangan lokal yang dapat berperan untuk menggantikan atau mengurangi beras sangat tinggi.

https://id.wikipedia.org/wiki/Diversifikasi_pangan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top